
Elon Musk dikenal sering membual tentang pencapaian dirinya dan perusahaannya. Namun, sejumlah klaimnya terbukti hanyalah kebohongan. Salah satu contohnya adalah pengakuannya berada di 20 besar pemain dunia untuk game Diablo IV, yang kemudian diakui sebagai hasil kecurangan berupa “peningkatan akun” dengan membayar pemain lain untuk meningkatkan karakternya. Pengakuan ini disampaikan kepada pemain Diablo NikoWrex melalui pesan, meskipun transkrip percakapan tersebut belum diverifikasi oleh The Guardian.
Kebohongan ini bukan yang pertama. Yann LeCun, pemimpin tim ilmuwan AI di Meta, menuduh Musk berbohong tentang prediksi AI secerdas manusia yang akan hadir pada 2025. LeCun mengkritik Musk atas kerahasiaan pengembangan teknologi dan prediksi yang dianggapnya tidak benar. Ia bahkan menyindir Musk dengan ajakan bergabung dengan xAI, seraya menyinggung kebiasaan Musk mengumbar janji-janji tak terpenuhi, menyebarkan teori konspirasi, dan mengklaim AI akan membunuh semua orang.
Musk juga disebut menyembunyikan nama peneliti dalam sebuah jurnal pada 2019, menggantinya dengan nama Neuralink, perusahaannya yang mengembangkan teknologi Brain Computer Interface (BCI). Kebohongan lainnya terkait kemampuan autopilot Tesla. Iklan Tesla yang menampilkan tagline “orang yang duduk di kursi pengemudi hanya di sana untuk alasan hukum. Dia tidak melakukan apapun. Mobilnya mengemudi sendiri,” ternyata hasil rekayasa dan demonstrasi sistem atas perintah Musk, bukan gambaran kemampuan sebenarnya seperti yang diklaimnya.
Terakhir, klaim Musk tentang serangan DDOS terhadap X saat wawancara di fitur Spaces, yang menyebabkan keterlambatan 42 menit, juga terbukti salah. Sumber internal perusahaan membantah adanya serangan tersebut kepada The Verge.